Pendidikan kini semakin memperlihatkan kemajuannya, seiring dengan perkembangan teknologi yang juga mendukung berbagai aspek kehidupan termasuk sisi edukasi. Terlihat dari ujian berbasis online yang mulai diterapkan beberapa waktu lalu, dimana merupakan uji coba untuk nantinya akan diterapkan dalam sistem pembelajaran siswa kedepannya. Uji coba ini sempat menuai pro dan kontra terkait dengan pelaksanaannya yang dinilai masi belum merata dan belum siap untuk diterapkan, namun hal ini sesungguh merupakan suatu kemajuan pesat yang harus diteruskan guna kemajuan pendidikan Indonesia.
Edukasi pun tidak terbatas pada segi pendidikan konvensional saja dengan pembelajaran yang normal. Beberapa daerah pun juga sudah memiliki sekolah bagi siswa yang berkebutuhan khusus. Sekolah untuk ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus hadir untuk menyeimbangkan pendidikan yang harus disama ratakan antara siswa yang normal dan yang berkebutuhan khusus, mengingat mereka pun memiliki hak yang sama untuk mengenyam bangku pendidikan. Melirik hal ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dari BPMTPK (Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan) Semarang menyelenggarakan lokakarya dengan tema ”Analisis Kebutuhan Pengembangan Multimedia Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus”, dalam rangka mengembangkan model multimedia untuk pendidikan.
BACA JUGA: Creative Media Mengikuti Pelatihan Pengelolaan LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan)
Acara ini berlangsung pada tanggal 17 Maret 2017 pada Jum’at pekan lalu, dimana Creative Media sebagai salah satu penyelenggara pendidikan non formal juga hadir dalam acara ini. Peserta lainnya ada dari kalangan Dinas Pendidikan dan kebudayaan provinsi Jawa Timur, Guru sekolah SLB, dan praktisi. Isi acara kemarin adalah, BPMPK selaku penyelenggara mengadakan talkshow dan forum discussion untuk pembuatan sekaligus pengembangan aplikasi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dimana aplikasi tersebut harus memiliki fungsi diagnose, terapi dan sebagai laporan. Menyertakan karakteristik yang menarik, interaktif dan sesuai dengan kebutuhan ABK.
Inti dari acara ini adalah, bagaimana kita sebagai pelaku pendidikan dapat secara bersamaan sharing tentang kendala apa yang dimiliki guru selama ini dalam mengajar ABK sesuai karakteristik siswa maupun ketunaannya (tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita, dsb). Sebagai praktisi kita diharapkan dapat memberi masukan, agar media pembelajaran yang digunakan bisa lebih interaktif, aplikatif dan inovatif. Dimana media pembelajaran ini sifatnya hanya sebagai alat bantu atau sarana penunjang untuk guru, selebihnya bergantung pada kreativitas guru masing-masing untuk bisa mengembangkan materi maupun media pembelajaran yang cocok dan tepat bagi ABK. Misalnya dengan penggunaan media gambar visual yang jelas dan menarik, penggunaan audio dan video animasi untuk merangsang mood anak, serta alat peraga yang yang bermanfaat merangsang motorik ABK.